Blog

Kota Surabaya

  • Kota yang dikenal sebagai “Kota Pahlawan,” secara detail. Surabaya bukan hanya kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, tetapi juga sebuah kota yang kaya akan sejarah, budaya, kuliner lezat, dan semangat warganya yang unik.

    1. Julukan “Kota Pahlawan”: Jantung Sejarah Indonesia

    Ini adalah identitas utama Surabaya. Julukan ini tidak datang tanpa alasan; ia lahir dari salah satu peristiwa paling heroik dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

    • Pertempuran 10 November 1945: Setelah proklamasi kemerdekaan, pasukan Sekutu (Inggris) datang untuk melucuti senjata tentara Jepang. Namun, situasi memanas hingga tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby. Hal ini menyulut ultimatum dari pihak Sekutu agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata.
    • Semangat Perlawanan: Bukannya menyerah, Arek-Arek Suroboyo (sebutan untuk orang Surabaya) dengan gagah berani melawan pasukan Sekutu yang bersenjata lengkap. Pidato heroik Bung Tomo yang membakar semangat lewat radio menjadi pemicu perlawanan massal.
    • Simbol Nasional: Meskipun Surabaya akhirnya jatuh dan banyak korban berjatuhan, pertempuran ini menjadi simbol perlawanan bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan diperingati setiap tahun sebagai Hari Pahlawan. Semangat inilah yang mendarah daging dalam karakter kota dan warganya.

    2. Ikon dan Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi

    Surabaya memadukan pesona sejarah dengan sentuhan modern dalam destinasi wisatanya.

    Wisata Sejarah dan Edukasi:

    • Tugu Pahlawan dan Museum 10 November: Ini adalah titik nol spiritual Surabaya. Monumen setinggi 41,15 meter ini dibangun untuk mengenang para pahlawan. Di bawahnya, terdapat museum yang secara detail menceritakan kronologi Pertempuran Surabaya melalui diorama, foto, dan benda-benda peninggalan.
    • Jembatan Merah: Jembatan ini adalah saksi bisu pertempuran sengit di masa lalu dan merupakan pusat perdagangan sejak zaman VOC. Area di sekitarnya, seperti Jalan Kembang Jepun, masih mempertahankan arsitektur kuno pecinan yang eksotis.
    • House of Sampoerna: Sebuah museum yang dikelola dengan sangat baik, berlokasi di bekas pabrik rokok pertama Sampoerna. Pengunjung bisa melihat sejarah keluarga Sampoerna, proses pembuatan rokok kretek tangan secara langsung (disebut “linting”), serta menikmati tur keliling kota dengan bus Surabaya Heritage Track secara gratis.
    • Monumen Kapal Selam (Monkasel): Sebuah kapal selam asli KRI Pasopati 410 milik TNI Angkatan Laut yang disulap menjadi museum. Pengunjung bisa masuk dan merasakan langsung bagaimana kehidupan di dalam kapal selam.
    • Penjara Kalisosok: Meski kini terbengkalai, penjara tua ini memiliki nilai sejarah tinggi. Di sinilah beberapa tokoh besar pergerakan nasional seperti Soekarno dan H.O.S. Cokroaminoto pernah ditahan.

    Wisata Modern dan Keluarga:

    • Jembatan Nasional Suramadu: Jembatan megah yang menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura ini adalah jembatan terpanjang di Indonesia. Pemandangannya sangat indah, terutama saat malam hari ketika lampu-lampu jembatan menyala.
    • Taman Bungkul: Bukan sekadar taman biasa, Taman Bungkul adalah contoh sukses penataan ruang publik di Indonesia dan pernah meraih penghargaan internasional. Dilengkapi dengan Wi-Fi gratis, area skateboard, panggung pertunjukan, dan aneka jajanan kuliner di sekitarnya, taman ini selalu ramai dikunjungi warga.
    • Ekowisata Mangrove Wonorejo: Tempat yang sempurna untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kota. Pengunjung bisa menyusuri hutan bakau dengan perahu atau berjalan di atas jembatan kayu, sambil belajar tentang pentingnya ekosistem mangrove.

    Wisata Religi dan Budaya:

    • Masjid Nasional Al-Akbar: Salah satu masjid terbesar di Indonesia dengan arsitektur yang megah. Kubahnya yang berwarna biru kehijauan menjadi ciri khas. Pengunjung bisa naik ke menara setinggi 99 meter untuk melihat panorama kota Surabaya dari ketinggian.
    • Klenteng Sanggar Agung (Kenjeran): Klenteng unik yang berlokasi di tepi laut. Ikon utamanya adalah patung Dewi Kwan Im yang megah, diapit oleh dua naga raksasa yang menjorok ke laut.

    3. Surga Kuliner dengan Cita Rasa Khas dan Berani

    Berbicara tentang Surabaya tidak akan lengkap tanpa membahas kulinernya yang legendaris. Rasanya cenderung kuat, asin, gurih, dan seringkali menggunakan petis (pasta udang hitam) sebagai bumbu kunci.

    • Rujak Cingur: Ini adalah “raja” kuliner Surabaya. Rujak yang terdiri dari sayuran, buah-buahan, lontong, tahu, dan tempe, yang disiram dengan bumbu kacang dan petis. Keunikannya adalah penggunaan cingur (irisan tulang rawan dari mulut/hidung sapi) yang direbus hingga empuk.
    • Lontong Balap: Hidangan segar yang terdiri dari lontong, tauge, tahu goreng, dan lentho (perkedel kacang tolo). Disiram dengan kuah bening gurih. Nama “balap” konon berasal dari cara penjualnya dahulu yang memikul dagangannya sambil berjalan cepat seperti sedang balapan.
    • Sate Klopo: Sate ayam atau daging sapi yang sebelum dibakar dilumuri dengan parutan kelapa berbumbu. Ini memberikan aroma dan rasa gurih yang khas saat dibakar.
    • Tahu Tek: Lontong, tahu goreng setengah matang, kentang, dan tauge yang digunting-gunting (menghasilkan bunyi “tek-tek”) lalu disiram bumbu petis yang diulek dengan bawang putih dan cabai.
    • Rawon Setan: Rawon adalah sup daging berkuah hitam pekat dari bumbu kluwek. “Rawon Setan” adalah nama salah satu warung legendaris di Surabaya yang buka hingga larut malam, sehingga diibaratkan melayani para “setan” (orang kelaparan di malam hari).
    • Semanggi Suroboyo: Makanan tradisional berupa daun semanggi yang dikukus, disajikan dengan tauge dan disiram bumbu pedas yang terbuat dari ubi jalar dan kacang.

    4. Karakter “Arek Suroboyo”: Keras, Blak-blakan, tapi Setia Kawan

    Warga Surabaya, atau Arek Suroboyo, memiliki karakter yang sangat khas, yang terbentuk dari sejarah dan kondisi sosialnya.

    • Egaliter dan Blak-blakan: Mereka cenderung berbicara apa adanya (ceplas-ceplos), tanpa basa-basi yang berlebihan. Bagi orang yang tidak terbiasa, ini mungkin terdengar kasar, padahal ini adalah bentuk kejujuran dan keterbukaan.
    • Semangat dan Temperamen Tinggi: Semangat heroik masa lalu tercermin dalam temperamen mereka yang meledak-ledak jika merasa benar atau jika harga dirinya diusik.
    • Solidaritas (Setia Kawan): Di balik sifatnya yang keras, solidaritas dan rasa setia kawan mereka sangat tinggi. Mereka tidak segan membantu teman atau kerabat yang kesusahan.
    • Bahasa Khas: Dialek Suroboyoan sangat khas dengan intonasi yang tegas dan penggunaan partikel “rek” atau sapaan “Cak” (untuk laki-laki) dan “Ning” (untuk perempuan).

    5. Wajah Modern: Tata Kota yang Hijau dan Teratur

    Dalam beberapa dekade terakhir, Surabaya telah bertransformasi menjadi salah satu kota dengan tata kelola terbaik di Indonesia.

    • Kota Seribu Taman: Surabaya sangat serius dalam membangun ruang terbuka hijau. Hampir di setiap sudut kota dapat ditemukan taman yang terawat baik, lengkap dengan fasilitasnya.
    • Kebersihan: Kota ini dikenal dengan kebersihannya. Trotoar yang lebar, nyaman untuk pejalan kaki, dan sistem pengelolaan sampah yang baik menjadi pemandangan umum.

    Sebagai kesimpulan, Surabaya adalah sebuah kota dengan paket lengkap. Ia menawarkan perjalanan menembus waktu ke masa lalu yang heroik, petualangan kuliner yang tak terlupakan, kehangatan dari karakter warganya yang unik, serta kenyamanan dari sebuah kota modern yang tertata rapi. Surabaya bukan hanya untuk dikunjungi, tetapi untuk dirasakan denyut nadinya.